Lensa JogjaLensa Terkini

DIY Duduki Peringkat Pertama, Ini Daftar GINI RATIO Se-Indonesia

Berdasarkan data yang dirilis badan pusat statistik Republik Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat pertama sebagai Provinsi dengan ketimpangan pengeluaran penduduk atau gini ratio tertinggi se Indonesia. Gini ratio di DIY mencapai 0,437 menyusul provinsi lain dibawahnya yakni, Gorontalo, DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat dalam peringkat teratas. (20/02/2021)

Merespon hal tersebut diakui oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubawa X, sulit untuk menekan ketimpangan tersebut di masa perekonomian yang masih bergejolak. Saat ini tidak mungkin mengandalkan masuknya investor ke DIY mengingat setiap negara dan perusahaan juga tengah bersama melawan krisis ekonomi akibat pandemi Covid 19.

Berbagai kebijakan pun akhirnya dikeluarkan oleh Pemda DIY, salah satunya pengurangan pajak kepada pelaku usaha yang juga ikut terpukul dampak pandemi Covid sembilan belas. Selain itu realisasi mega proyek pembangunan jalan tol dan pembuatan jalur kereta api dari wilayah perkotaan menuju bandara di Kulon Progo diharapkan mampu memantik pertumbuhan ekonomi.

Menurut Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwana X menyatakan jika pemanfaatan APBD yang maksimal oleh pemerintah kabupaten kota menjadi satu-satunya jalan utama untuk mendorong perekonomian DIY. Selain itu, orang nomor satu di DIY tersebut juga telah memerintahkan kepada seluruh organisasi perangkat daerah atau OPD segera merealisasikan stimulus yang telah ditetapkan bersama beberapa waktu yang lalu.

“Kami juga sudah menginstruksikan kepada temen temen kepala dinas dan sebagainya, yang bersifat bantuan-bantuan, stimulus yang juga sudah saya tanda tangani itu cepat direalisasikan. Dalam arti tidka perlu menunggu mendekati akhir tahun, yang sebetulnya juga bulan februari ini sudah bisa direalisasi. Sehinggga ada uang cash yang keluar, masyarakat itu kira-kira bisa lebih banyak uang beredar di jogja, sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi.” Ucap Sri Sultan Hamengkubuwana X, Gubernur DIY.

Saat ini Gubernur DIY belum dapat memberikan prediksi terkait pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi pada tahun 2021. Hal tersebut dikarenakan semakin tidak menentunya kapan pandemi dapat berakhir mengingat semakin banyaknya varian virus Corona.

Meski mengandalkan mega proyek yang bernilai triliunan rupiah namun dikhawatirkan belum mampu menyentuh lapisan masyarakat yang paling bawah. Untuk mengoptimalkan hal tersebut sekretaris daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan, mega proyek tersebut akan dijalankan dengan menggunakan program padat karya.

“Pertumbuhan kita ada di daya ungkit terutama di proyek –proyek besar. Tetapi ada persoalan. Proyek-proyek besar ini belum tentu sampai ke lapisan masyaraka terbawah. Nah untuk bisa sampai ke lapisan masyarakat terbawah, maka program yang dilakukan pemerintah daerah, perintahnya pak Gubernur adalah lebih banyak proyek-proyek yang kita laksanakan dengan padat karya. Lalu kita ini sekarang sudah sulit untuk mengandalkan belanja swasta. Belanja yang bisa diandalkan adalah belanja pemerintah.” Ucap Kadarmanta Baskara Aji, Sekda DIY. Semakin tidak terprediksinya kapan pandemi akan segera berakhir mengakibatkan seluruh negara di dunia mengalami kontraksi ekonomi yang dahsyat bahkan Indonesia berada di ambang depresi lantaran diperkirakan resesi akan terus berlanjut pada tahun ini. (Sna/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *