Lensa Jogja

Dinkes DIY Gelar Sosialisasi Penanganan ODGJ di Tingkat Kapanewon

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga kini masih menduduki peringkat kedua setelah Propinsi Bali, dengan angka penderita gangguan jiwa sebanyak lebih dari 1700 orang. Namun, sejauh ini penanganannya di tingkat masyarakat atau keluarga pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), masih belum maksimal.

Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY, untuk membantu masyarakat menangani permasalahan kesehatan jiwa. Salah satunya, dengan menggelar sosialisasi penangananan ODGJ di tingkat kapanewon.

Seperti yang dilaksanakan di Kapanewon Dlingo, pada Rabu (29/6), dengan menghadirkan sejumlah pemateri seperti perwakilan dari Rumah Sakit Grasia, Psikolog Kesehatan Jiwa, serta Badan Legislatif dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY.

Dalam kesempatan itu, disampaikan materi tentang pemahaman pencegahan dan pengendalian kesehatan jiwa, yang dapat dilakukan secara komperehensif. Deteksi dini akan dilakukan, sehingga penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin.

Selain memberikan layanan medis dan rehabilitas sosial, mengurangi stigma gangguan jiwa di masyarakat juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Sebab, ODGJ bisa pulih dan sehat kembali, dengan disertai pendekatan sosial dengan dukungan dari orang-orang terdekat, di samping melalui pengobatan medis.

“Sehingga acara seperti ini, tentunya membuka wawasan secara umum, bahwa mereka juga ikut menjadi penanggung jawab dalam pemulihan,” kata Aspi Kristiati, dari Instalasi Keswamas RS Grasia

Sementara itu, Sugiyanto selaku warga, mengakui bahwa masih banyak masyarakat dengan ODGJ, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Pandemi Covid-19 dan karena ditinggal oleh keluarganya.

“Kalau perlu, setiap tahun diadakan sosialisasi tentang ini, karena biar nyambung,” katanya.

Dari hasil dialog yang dilakukan, bermacam keluhan disampaikan oleh masyarakat yang selama bersinggungan langsung dengan ODGJ di wilayah masing-masing. DPRD DIY bakal terus melakukan koordinasi dengan menggandeng sejumlah pihak terkait, seperti Dinkes dan Dinas Tenaga Kerja, untuk melakukan pendampingan terhadap pasien ODGJ.

Penanganan kesehatan jiwa di DIY, merupakan salah satu masalah yang sering mengalami banyak kendala. Dengan adanya sosialisasi penanganan ODGJ secara berkelanjutan, angka kasus ODGJ di seluruh DIY dapat semakin ditekan.

Guna mewujudkannya, diperlukan pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif, holistic, dan paripurna. Kegiatan itu dapat dilakukan, dengan menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi yang ada di masyarakat, baik warga masyarakat sendiri, tokoh masyarakat dan profesi kesehatan. (Tim Liputan/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *