Lensa MancaLensa Terkini

Dewan Keamanan PBB Gelar Voting Kecam Referendum Rusia Atas Wilayah Ukraina

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan menggelar voting terkait resolusi untuk menanggapi referendum yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina sebagai bentuk aneksasi.

Voting tersebut diprediksi akan meningkatkan dukungan terhadap integritas wilayah teritorial Ukraina, yang terancam atas invasi Rusia. Diketahui, sejak Februari 2022 lalu, Rusia telah menyerang Ukraina lewat aksi yang mereka sebut operasi militer khusus.

Melansir dari laporan AFP, Jumat (30/9) Presiden DK PBB, Perancis, akan memulai voting pada hari Sabtu (1/10) pukul 15.00 waktu New York atau 02.00 WIB.

Voting tersebut, diajukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Albania. Meski secara keseluruhan, resolusi digelar terkait respons referendum di Ukraina yang dilakukan Rusia. Sementara isi detail resolusi belum diungkap ke publik.

Diketahui, Referendum Rusia di Ukraina digelar di empat wilayah yaitu Zaporizhzhia selatan, Kherson selatan, Lugansk Timur dan Donetsk. Area tersebut sudah direbut Rusia dalam invasi dan mayoritas penduduknya adalah penutur serta etnis Rusia.

Hasil referendum di empat wilayah tersebut menunjukkan kemenangan besar Rusia. Oleh karenanya, Moskow mengeklaim akan segera menggabungkan keempat wilayahnya ke Federasi Rusia.

Sejumlah pihak menilai, draf resolusi DK PBB ini akan sia-sia. Dalam artian, tidak akan disahkan lantaran tak memiliki kesempatan untuk lolos, mengingat Rusia memiliki hak veto di DK PBB. Meski demikian, resolusi ini dapat dibawa ke Majelis Umum PBB.

Sementara itu, respons India dan China menjadi sesuatu yang dinanti, mengingat keduanya memiliki hubungan dekat dengan Rusia.

Namun, dua negara tersebut memutuskan abstain pada pemungutan suara resolusi yang mengutuk invasi Rusia pada Februari lalu itu. China juga telah menyerukan bahwa integritas teritorial semua negara harus dihormati pada awal pekan ini.

Analis International Crisis Group, Richard Gowen, menilai bahwa pemungutan suara di Majelis Umum PBB itu dapat menunjukkan seberapa terisolasinya Rusia di ranah internasional.

“[Negara Barat] sepertinya cukup percaya diri bakal mendapatkan banyak dukungan terkait integritas teritorial Ukraina di Majelis Umum PBB,” ucap Gowen.

Gowen juga menyebut, banyak negara yang mulai mundur mendukung Ukraina di PBB saat perang berlangsung. Namun, membahas aneksasi dan integritas teritorial akan membuat Putin memaksa banyak negara yang ragu untuk kembali mendukung Ukraina.

“Pada akhirnya Putin telah melakukan kesalahan diplomatik yang fundamental,” tambah Gowen.

Diketahui, Majelis Umum PBB sudah tiga kali menggelar voting mengenai Ukraina pada Musim Semi tahun ini. Hasilnya pun masih sama, yaitu penurunan dukungan terhadap Rusia. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *