HeadlineLensa Terkini

Buya Syafii Berpulang, Tinggalkan Dua Pesan untuk Umat

Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1998-2005, dikabarkan telah meninggal dunia, pada Jumat (27/5) pukul 10.15 WIB, di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta.

Kabar ini tentu meninggalkan duka mendalam bagi warga Muhammadiyah dan bangsa Indonesia. Sebelum wafat, Buya Syafii, sapaan akrabnya, meninggalkan pesan-pesan untuk masyarakat Indonesia, melalui Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, Haedar menjelaskan bahwa dirinya menemani Buya Syafii di waktu-waktu terakhirnya.

“Sempat sekitar setengah jam menemani beliau sampai beliau dipanggil Allah. Karena itu, kami Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi, milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas wawasan dan melampaui,” kata Haedar.

Diceritakan, kondisi kesehatan Buya Syafii memang menurun dalam kurun waktu sebulan terakhir. Selama masa perawatan itu, Buya Syafii telah sempat dibawa pulang ke rumah, namun dibawa lagi ke rumah sakit karena kondisinya kembali menurun.

“Jumat lalu saya juga sempat menemani di sini, semalam sebenarnya beliau ya masih baik tetapi kondisi pernafasannya terkait jantung lalu ditangani oleh dokter. Tadi pagi sekitar jam 06.30 masih bisa berkomunikasi, sarapan pagi seperlunya tapi sekitar 07.30 beliau kritis sampai jam 10.15,” terangnya.

Perawatan Buya Syafii juga telah ditangani dengan maksimal, dan bahkan juga berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan, yang telah diutus oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Lebih lanjut, dalam kondisinya yang kembali kritis, kata Haedar, Buya Syafii kemudian menyampaikan dua pesan padanya, untuk Indonesia.

Pertama, Buya Syafii selalu mengingatkan agar selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam. Kedua, Buya Syafii meminta untuk melakukan doa bersama.

“Tidak biasanya buya itu kan orangnya santai gitu biarpun kami selalu ketika menjenguk orang sakit kewajiban kami mendoakan beliau malah yang meminta sendiri untuk mendoakan beliau sehingga kami berdoa bersama beliau,” lanjutnya.

“Saya menyaksikan air matanya berlinang dan itulah percakapan kami yang terakhir. Satu hari sebelum ini itu saya ber-WA, beliau menjawab bahwa saya sudah menerima keadaan ini dan dengan pasrah dan kami percaya dengan tim dokter RS PKU muhammadiyah Gamping,” tutup Haedar. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *