Boris Johnson Mundur sebagai Perdana Menteri, Inggris Tetap Dukung Ukraina
Boris Johnson resmi mengundurkan diri pada hari Kamis (7/7), dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris sekaligus pemimpin Partai Konservatif. Sebagai informasi, pemimpin partai pemenang pemilu di Inggris, akan secara otomatis akan menjadi perdana menteri negara itu.
Dilansir dari Reuters, Jumat (8/7), Boris Johnson sebelumnya berencana tetap menjabat sebagai Perdana Menteri hingga pemimpin partai yang baru terpilih.
Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa banyak orang yang mendesak dirinya mundur dari jabatannya. Namun, Johson memastikan roda pemerintahan akan tetap berjalan.
Johnson mempertahankan kekuasaannya selama hampir tiga tahun, meski dituduh terlalu dekat dengan para donatur partai, dan melindungi para pendukungnya dari tuduhan kasus intimidasi dan korupsi.
Ia juga diduga menyesatkan parlemen, terkait pesta-pesta kantor pemerintahannya, yang melanggar peraturan karantina wilayah selama pandemi.
Kemudian saat ini, pasca pengunduran dirinya, Boris Johson pun memastikan bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh pada dukungan Inggris bagi Ukraina.
Hal ini dikonfirmasi Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
“Bantuan ke Ukraina yang kami berikan bukan hanya dari satu orang, bukan hanya saya, bukan hanya perdana menteri, tapi upaya seluruh pihak,” ujar Wallace.
Wallace juga mengkonfirmasi, upaya Johnson dalam meyakinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, bahwa Inggris akan terus bekerja sama dengan para mitra, untuk mengakhiri blokade gandum dalam beberapa minggu ke depan.
Di sisi lain, pihak Zelenskyy pun telah mengeluarkan pernyataannya, sejak Johnson mengonfirmasi pengunduran dirinya.
Ukraina sama sekali tidak memiliki keraguan pada Inggris. Ukraina mengaku percaya, bahwa bantuan dari Inggris akan terus mengalir.
Pengunduran diri Johnson merupakan kekalahan yang memalukan. Padahal, Johnson telah berhasil membawa Inggris keluar dari Uni Eropa, dan dipuji karena meluncurkan salah satu kampanye vaksinasi massal paling sukses di dunia untuk memerangi Covid-19. (YM/L44)
