HeadlineLensa Manca

Bom di Ibu Kota Afghanistan Menewaskan Puluhan Orang

Tiga bom mengguncang ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Selasa malam, menewaskan sedikitnya 10 orang dan membuat kota itu gelap gulita.

Dua bom meledak secara berurutan di lokasi terpisah di lingkungan Kabul barat, menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai belasan lainnya, kata wakil juru bicara Kementerian Dalam Negeri Said Hamid Rushan.

Bom ketiga merusak parah stasiun jaringan listrik di Kabul utara, kata Sangar Niazai, juru bicara departemen pasokan listrik pemerintah.

Dua pemboman awal, keduanya menargetkan minivan, terjadi di sebagian besar daerah etnis Hazara di ibu kota, kata Rushan.

Yang pertama meledak di dekat rumah seorang pemimpin Hazara terkemuka, Mohammad Mohaqiq, dan di depan sebuah masjid Syiah. Kebanyakan Hazara adalah Syiah. Bom kedua juga menargetkan sebuah minivan tetapi Rushan mengatakan rinciannya masih dikumpulkan.

Polisi menutup kedua area tersebut dan para penyelidik sedang menyaring puing-puing untuk diteliti.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu tetapi afiliasi kelompok Negara Islam yang beroperasi di Afghanistan sebelumnya telah menyatakan perang terhadap minoritas Syiah, yang membentuk sekitar 20% dari negara mayoritas Muslim Sunni dengan 36 juta orang.

Afiliasi ISIS sebelumnya juga bertanggung jawab atas beberapa serangan pada bulan Mei di pembangkit listrik Afghanistan di Kabul dan di beberapa provinsi lainnya.

Pada tanggal 8 Mei, sebuah bom mobil dan dua bom pinggir jalan meledak di luar sekolah putri Syed-al-Shahada, juga di lingkungan yang didominasi Hazara, menewaskan hampir 90 orang, banyak dari mereka adalah pelajar. Belum ada yang mengklaim serangan itu tetapi AS menyalahkan IS.

Serangan itu terjadi ketika Amerika Serikat mengakhiri perang terpanjangnya dengan menarik 2.500-3.500 tentara terakhirnya bersama dengan 7.000 pasukan sekutu NATO. Prajurit terakhir akan ditarik paling lambat 11 September yang menimbulkan ketakutan akan meningkatnya kekacauan di negara yang sudah sangat tidak aman.

Sumber : CNBC

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *