Beli Rudal S-400 Rusia, Berpotensi Picu Sanksi AS pada Turki
Recep Tayyip Erdogan selaku Presiden Turki berniat untuk membeli Kembali Rudal S-400 Rusia. Rencana pembelian tersebut berpotensi memicu sanksi baru dari AS, sebagai sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), karena Turki merupakan salah satu anggota NATO, Selasa (28/9).
“Di masa depan, tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh. Dari negara manapun pada tingkat apapun,” ujar Erdogan dikutip CBS News
Sementara itu, Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan akan bertemu di Moskow pada Rabu (29/9). Pertemuan tersebut dilaporkan akan membahas mengenai kekerasan di barat Laut Suriah dan berbagai isu lainnya. Sejauh ini, Amerika Serikat menerapkan sanksi terhadap Ismail Demir, Pimpinan Direktorat Industri Pertahanan Turki dan tiga karyawan lainnya pada Desember lalu. Sanksi diberlakukan usai Turki membeli batch pertama S-400.
Pembicaraan antara Turki dan Rusia terus berlanjut mengenai pengiriman sistem rudal gelombang kedua, yang disebut AS akan memicu sanksi baru.
“Kami terus menjelaskan kepada Turki bahwa setiap pembelian senjata baru Rusia yang signifikan akan berisiko memicu sanksi CAATSA 231 terpisah, di samping sanksi yang dijatuhkan pada Desember 2020,” lanjut Jubir itu.
Menurut Erdogan tak ada pembahasan dari Joe Biden selaku Presiden AS mengenai Hak Asasi Manusia, bahkan saat bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Brussels, Juni lalu.
“Tidak, dia tidak (membahas). Dan karena kami tidak memiliki masalah seperti itu dalam hal kebebasan, Turki sangat bebas,” katanya. (IM/L44)