HeadlineLensa Manca

Beijing Dapat Memperketat Cengkeramannya di Hong Kong, Menunjukkan Kurangnya Perhatian Terhadap Protes Internasional

John Marrett, analis senior di konsultan risiko The Economist Intelligence Unit, mengatakan Beijing telah melakukan beberapa langkah untuk menahan oposisi di Hong Kong.

“Perlu dicatat bahwa mereka melangkah lebih jauh dalam mengusulkan reformasi elektoral ini, yang rinciannya belum kami lihat,” katanya kepada “Street Signs Asia” CNBC pada hari Selasa.

“Tapi hal ini mengatakan sesuatu tentang ketakutan mereka akan munculnya ketidakstabilan politik, kerusuhan sosial di kota itu dan itu berbicara tentang kurangnya perhatian mereka untuk protes internasional atas Hong Kong.” tambahnya.

Hong Kong adalah bekas koloni Inggris yang kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997. Kota ini diatur di bawah prinsip “satu negara, dua sistem” yang memberinya otonomi lebih besar daripada kota-kota di China daratan lainnya, termasuk hak pemilihan terbatas.

Pemerintah Hong Kong telah melarang setidaknya 12 kandidat pro-demokrasi yang mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif, pemilihan umum yang ditunda selama satu tahun hingga September 2021. Pemerintah menyebut pandemi sebagai alasan penundaan.

Selain itu, empat anggota parlemen oposisi diberhentikan dari Dewan Legislatif Hong Kong pada November tahun lalu -menyebabkan yang lain mengundurkan diri sebagai protes.-

Beijing dikritik oleh beberapa negara – termasuk AS dan Inggris – karena merusak otonomi Hong Kong ketika China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di bekas koloni Inggris itu tahun lalu.

Undang-undang tersebut diterapkan pada 30 Juni tahun lalu, setelah berbulan-bulan protes pro-demokrasi di Hong Kong yang dalam beberapa kasus berubah menjadi aksi anarkis.

Menurut laporan Reuters yang mengutip polisi Hong Kong, sejauh ini 99 orang telah ditangkap karena diduga melanggar undang-undang keamanan nasional. Selama akhir pekan, 47 pegiat dan aktivis pro-demokrasi dituntut di bawah hukum.

Marrett mengatakan Beijing mencoba untuk “menghapus” perbedaan pendapat di Hong Kong sepenuhnya.

“Mereka telah melangkah lebih jauh dari yang bisa dibayangkan kebanyakan orang dan tidak ada tanda-tanda mereka akan berhenti dalam waktu dekat.” katanya.  

Sumber: https://www.cnbc.com/2021/03/02/beijing-could-tighten-its-grip-on-hong-kong-through-electoral-reforms.html

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *