72 Pengungsi Rohingya Terjebak di Perairan Aceh.
Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty Indonesia menyerukan desakannya kepada Polisi Perairan dan Udara (Polairud), TNI AL serta pemerintah daerah dan pusat untuk segera mengevakuasi puluhan pengungsi Rohingya, yang terjebak di perairan Aceh sejak 26 Desember 2021.
Diketahui mereka berjumlah sebanyak 72 orang yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. Lokasi tepatnya, mereka berada di wilayah Bireun, sekitar 70 mil dari daratan antara Peulimbang dan Peudada, Kabupaten Bireuen.
Melansir dari situs resmi Amnesty International Indonesia, Selasa (28/12), dikatakan bahwa para nelayan setempat sudah memberikan segala pertolongan yang mereka bisa, seperti pasokan minuman dan makanan. Kendati demikian, para nelayan itu masih menunggu respon pemerintah untuk mengevakuasi pengungsi tersebut.
“Mereka masih meminta pihak berwenang agar segera menolong mereka. Karena itu Polairud, TNI AL dan Pemerintah daerah dan pusat, harus segera menyelamatkan para pengungsi yang kemungkinan besar sudah berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan berada di laut. Ini persoalan hidup dan mati. Ada juga perempuan dan anak-anak. Kondisi kesehatan mereka juga harus dipastikan,” kata Usman dalam keterangannya.
Usman menyebut, bahwa jika pemerintah melakukan langkah cepat untuk mengevakuasi mereka, maka hal itu bisa menjadi cermin yang baik di mata dunia, mengingat saat ini Indonesia menjadi tuan rumah bagi Presidensi G20.
“Indonesia sebenarnya telah menunjukkan teladan yang baik dengan menerima beberapa gelombang pengungsi Rohingya sebelumnya. Itu perlu diulang kembali. Di sisi lain, tak ada alasan bagi negara-negara tetangga untuk membiarkan Indonesia bergerak sendiri dalam menangani kapal Rohingya,” lanjutnya. (AKM/L44)