HeadlineLensa Terkini

20 Tahun Pemakzulan Gus Dur, Adhie Massardi: Gus Dur dan Amien Rais Sangat Mencintai Demokrasi

Membuka lembaran sejarah sebab musabab lengsernya Gus Dur 23 Juli 2001 silam, Adhie Massardi sebagai juru bicara Gus Dur saat itu menceritakan daripada apa yang hampir tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Dalam diskusi virtual di kanal Youtube Refly Harun yang bertajuk “20 Tahun Pemakzulan Gus Dur: Dalangnya Tidak Satu!! Scangkir Opini” Jumat (23/7), Adhie Massardi menyebutkan bahwa ada missing link yang terlanjur melekat di mindset masyarakat sampai saat ini.

“Ada missing link di antara mereka, selama ini orang menganggap Gus Dur anti demokrasi, Amien Rais dkk menghianati Gus Dur, dan Megawati jadi presiden.” Ungkap Adhie

Missing link yang dimaksud Adhie Massardi juga adalah bahwa sidang istimewa yang diadakan oleh MPR saat itu, sebenarnya sudah digelar bahkan sebelum dekrit dikeluarkan oleh Gus Dur. Adhie mengakui bahwa dirinya saat itu sempat melihat undangan dari MPR kepada presiden untuk menghadiri sidang istimewa, yang nantinya Gus Dur akan dimintai pertanggungjawaban terkait penggantian jabatan Kapolri yang sebelumnya diemban oleh Surojo Bimantoro kemudian diberikan kepada Chaerudin Ismail.

Bimantoro merasa tak ingin dilepas jabatannya, kemudian mencari perlindungan kepada Wakil Presiden Megawati saat itu dan Megawati berusaha mempertahankan kedudukan Bimantoro. “Kemudian terjadilah itu..” Tambah Adhie

“Ada dua tokoh yang membawa perubahan dan dianggap pecundang politik, Gus Dur dan Amien Rais. Gus Dur mengeluarkan dekrit anti demokrasi dan kemudian dijatuhkan oleh Amien Rais, seolah-olah kan seperti itu, padahal dua-dua itu orang yang paham demokrasi. kita sering ngobrol bareng,” jelasnya.

Adhie Massardi kemudian menceritakan bahwa dua tokoh besar itu sangat akrab, sering silaturahmi dan saling tertawa melempar jokes. Namun sejak peristiwa pemakzulan tersebut menjadikan timbulnya percikan konflik antara NU dan Muhammadiyah. Namun Adhie tetap menegaskan tidak pernah ada masalah antara Gus Dur dan Amien Rais.

Mengenai dekrit dan pemakzulan Gus Dur kemudian, Adhie menceritakan bahwa Gus Dur mengeluarkan dekrit karena adanya persoalan. Bahkan jika dekrit tidak dikeluarkan pun, Gus Dur akan tetap dilengserkan. Lebih lanjut, pihak Partai Golkar dan poros tengah saat itu meminta Gus Dur untuk hadir dalam sidang istimewa. Jika Gus Dur bersedia hadir maka Gus Dur akan dimenangkan dengan syarat mereka minta tiga jabatan kementerian, yakni Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung.

“Wah ini gak bisa ini mempertaruhkan nasib bangsa, gak bisa buat main-main ini urusan bangsa. Yaudah lawan aja sebisa-bisanya.” Jawaban Gus Dur tegas.

“Gus Dur memahami betul resiko politik, kalo tidak diangkat ya dijatuhkan. Gus dur itu ibarat pemain bola professional di Eropa, kalau digaprak-gaprak kakinya ya udah itu kan resiko pemain bola, kalo kita kan enggak, digaprak kakinya trus marah dan berantem.” Ujar Adhie.

Adhie menambahkan, bahwa pada pemerintahan Gus Dur adalah adalah masa di mana pemerintahan Indonesia sangat kuat, meski lemah dalam sisi politik. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *